Asbabun Nuzul

A. PENDAHULUAN
Ilmu Tafsir dapat membantu pemahaman ilmu al-Qur'an lebih mendalam. Para 'Ulama Salaf dan
Khalaf telah berusaha keras untuk melakukan studi al-Qur'an, menggali segala hal yang berhubungan dengan al-Qur'an itu.
Sampai mereka pulang ke , berbagai seginya, yang hasilnya merupakan kekayaan ilmu yang tiada ternilai harganya, yang ditinggalkan kepada umat dari generasi Shahabat, Tabi'in dan seterusnya sampai kepada kita
Muhammad Aly Ash-Shabuny dalam bukunya yg berjudul ”pengantar study al-qur’an, (tibyan) pernah mengatakan bahwa meskipun para pujangga, sasterawan, kaum cendekia Muslim telah bekerja keras menggali isi kandungan Al-Qur'an, yang dapat diibaratkan bagaikan lautan ilmu itu, tetapi rasanya belum mendapatkan keterangan yang lebih indah dan bernilai tinggi yang telah digambarkan oleh Muhammad  Rasulullah ibnu Abdullah SAW., sebagai pembawa Risalah. Beliau bersabda :" ( Inilah ) kitab Allah (Al-Qur'an), di dalamnya tertulis berita, dan catatan sejarah, di masa lampau, yakni oran-orang sebelum kamu, dan gambaran di masa mendatang, serta ketentuan sesamamu. Al-Qur'an itu  adalah pemisah, tentang yang hak dan yang batal, yang bukan dngeng sandiwara. Siapa saja yang meninggalkannya niscya akan rusak binasa, dan siapa yang berpedoman dengan yang lainnya, niscaya akan sesat selamanya. Al-Qur'an adalah petunjuk Allah yang paten, peringatan yang luas dan jalan yang lurus. Dengan berpedoman kepadanya, hawa nafsu tidak akan menyeleweng dan ucapan tidak akan campur baur dan ngawur. Dalam menggali isinya 'Ulama tidak akan kenyang atapun bosan, bahkan sebaliknya. Keindahannya tidak akan hilang karena sering dibaca dan diulang, serta keajaibannya tak akan terputus.





A.   Pengertian asbabun nuzul
Asbabun Nuzul didefinisikan “sebagai suatu hal yang karenanya al-qur’an diturunkan untuk menerangkan status hukumnya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan”, asbabun nuzul membahas kasus-kasus yang menjadi turunnya beberapa ayat al-qur’an, macam-macamnya, sight (redaksi-redaksinya), tarjih riwayat-riwayatnya dan faedah dalam mempelajarinya.

Untuk menafsirkan qur’an ilmu asbabun nuzul sangat diperlukan sekali, sehingga ada pihak yang mengkhususkan diri dalam pembahasan dalam bidang ini, yaitu yang terkenal diantaranya ialah Ali bin madani, guru bukhari, al-wahidi , al-ja’bar , yang meringkaskan kitab al-wahidi dengan menghilangkan isnad-isnadnya, tanpa menambahkan sesuatu, syikhul islam ibn hajar yang mengarang satu kitab mengenai asbabun nuzul.


Pedoman dasar para ulama’ dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih yang berasal dari rasulullah atau dari sahabat. Itu disebabkan pembaritahuan seorang sahabat mengenai asbabun nuzul, al-wahidi mengatakan: “ tidak halal berpendapat mengenai asbabun nuzul kitab, kecuali dengan berdasarkan pada riwayat atau mendengar langsung dari orang-orang yang menyaksikan turunnya. Mengetahui sebab-sebabnya dan membahas tentang pengertian secara bersungguh-sungguh dalammencarinya”.

Para ulama’ salaf terdahulu untuk mengemukakan sesuatu mengenai asbabun nuzul mereka amat berhati-hati, tanpa memiliki pengetahuan yang jelas mereka tidak berani untuk menafsirkan suatu ayat yang telah diturunkan. Muhammad bin sirin mengatakan: ketika aku tanyakan kepada ‘ubaidah mengetahui satu ayat qur’an, dijawab: bertaqwalah kapada allah dan berkatalah yang benar. Orang-oarang yang mengetahui mengenai apa qur’an itu diturunkan telah meninggal.
Maksudnya: para sahabat, apabila seorang ulama semacam ibn sirin, yang termasuk tokoh tabi’in terkemuka sudah demikian berhati-hati dan cermat mengenai riwayat dan kata-kata yang menentukan, maka hal itu menunjukkan bahwa seseorang harus mengetahui benar-benar asbabun nuzul. Oleh sebab itu yang dapat dijadikan pegangan dalam asbabun nuzul adalah riwayat ucapan-ucapan sahabat yang bentuknya seperti musnad, yang secara pasti menunjukkan asbabun nuzul.
Al-wahidi telah menentang ulama-ulama zamannya atas kecerobohan mereka terhadap riwayat asbabun nuzul, bahkan dia (Al-wahidi ) menuduh mereka pendusta dan mengingatkan mereka akan ancaman berat, dengan mengatakan: “ sekarang, setiap orang suka mangada-ada dan berbuat dusta; ia menempatkan kedudukannya dalam kebodohan, tanpa memikirkan ancaman berat bagi orang yang tidak mengetahui sebab turunnya ayat ”.
Al Quran merupakan kitab suci terakhir yang Allah Swt mukjizatkan kepada Nabi Muhammad Saw. Al Quran ini terdiri atas 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat. Nah, dari sekian banyak ayat Al Quran ini apakan kalian tahu apa yang melatarbelakangi turunnya Al Quran?
Dalam artikel ini akan di bahas mengenai Asbab An-Nuzul dan lebih rincinya hanya akan membahas definisi Asbabun Nuzul Al Quran. Bagaimanapun juga sangat penting mempelajari Asbabun Nuzul karena dengan mempelajari dan memahaminya, manusia akan lebih memperkuat iman dan takwanya kepada Allah Swt.
Kalimat Asbabun Nuzul pada mulanya merupakan gabungan dua kalimat atau dalam bahasa arab disebutnya kalimat idhafah yakni dari kalimat “Asbab” dan “Nuzul”. Yang jika dipandang secara etimologi maka Asbab An-Nuzul didefinisikan sebagai sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Asbabun Nuzul yang dimaksudkan disini adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran.
Jika kita lihat dan kita pandang kalimat Asbabun Nuzul Al Quran secara terminologi maka kita akan mendapatkan banyak pendapat para ulama mengenai Asbabun Nuzul ini, antaranya:
1.      Menurut Az-Zarqani
Didefinisikan bahwa Asbabun Nuzul merupakan sesuatu yang khusus untuk menggambarkan sesuatu yang terjadi yang berhubungan dengan turunnya ayat Al Quran yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa terjadi.

2.      Menurut Ash-Shabuni
Didefinisikan bahwa Asbabun Nuzul sebagai peristiwa yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.
3.      Menurut Shubhi Shahih
Dapat didefiniskan bahwa Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al Quran yang menyiratkan peristiwa yang terjadi sebagai respon cepatnya. Atau sebagai penjelas hukum-hukum di saat peristiwa itu terjadi. 
4.      Menurut Mana’ Al-Qthathan
Asbabun Nuzul merupakan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Quran yang berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang di ajukan kepada nabi.
 
Jika kita lihat dari empat pendapat para ulama di atas maka terdapat perbedaan pendapat di antara mereka, namun walaupun redaksi yang digunakan untuk mendefinisikan Asbabun Nuzul Al Quran berbeda, semuanya menyimpulkan hal yang sama yakni Asbabun Nuzul adalah suatu kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al Quran.
Asbabun Nuzul juga dapat dikatakan sebagai rentetan bahan-bahan sejarah yang dapat dipakai untuk memberikan keterangan-keterangan terhadap ayat-ayat Al Quran.
Jika ada pertanyaan mengenai, apakah semua ayat Al Quran itu ada Asbabun Nuzulnya? Maka dapat dengan yakin kita katakan bahwa semua ayat Al Quran memiliki Asbabun Nuzul. Hal ini adalah jawaban yang pernah saya dan kawan-kawan diskusikan yang semuanya meyakini Asbabun Nuzul terdapat pada setiap ayat Al Quran dengan mengingat akan semua penciptaan.
Ingatlah bahwa sebuah kue akan ada jika ada seseorang yang membuatnya, begitu pula bumi yang kita tempati ini dan kita sendiri sebagai manusia tentu ada yang menciptakan. Karena tidak mungkin sesuatu itu ada tanpa penciptanya. Nah, ini juga berlaku pada Asbabun Nuzul, bahwa tidak mungkin sebuah ayat ada tanpa adanya sebab yang menjadikannya ada.
B.   Macam-Macam Asbabun Nuzul
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dapat dibagi kepada ta’addud al-asbab wa al-nazil wahid ( sebab turunnya lebih dari satu dan ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun satu ) dan ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid (ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun lebih dari satu sedang sebab turunnya satu ). sebab turun ayat disebut ta’addud karena wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu, sebaliknya apabila satu ayat atau sekelompok ayat yang turun disebut ta’addud al-nazil.


Jika ditemukan dua riwayat atau lebih tentang sebab turun ayat-ayat dan masing-masing menyebutkan suatu sebab yang jelas dan berbeda dari yang disebutkan lawannya, maka riwayat ini harus diteliti dan dianalisis, permasalahannya ada empat bentuk: Pertama, salah satu dari keduanya shahih dan lainnya tidak. Kedua, keduanya shahih akan tetapi salah satunya mempunyai penguat ( Murajjih ) dan lainnya tidak. Ketiga, keduanya shahih dan keduanya sama-sama tidak mempunyai penguat ( Murajjih ). Akan tetapi, keduanya dapat diambil sekaligus. Keempat, keduanya shahih, tidak mempunyai penguat ( Murajjih ) dan tidak mungkin mengambil keduanya sekaligus.

C.   Redaksi atau Cirri-Ciri Asbabun Nuzul
Al-qur’an di turunkan pasti ada problema atau cirri-ciri yg terkndung di dalamnya, untuk menyelesaikan atau memfinishkan masalah yg terkait dengan isi al-qur’an tersebut, salah satunya seperti dalam al-qur’an surah al-baqarah ayat 115, yang artinya:
"Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas rahmat-Nya lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 115).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bolehnya melakukan shalat menghadap ke selain kiblat. Pemahaman seperti ini adalah salah, karena menghadap kiblat adalah salah satu syarat sahnya shalat. Dengan ilmu asbabun nuzul dapatlah dipahami secara jelas, dimana ayat di atas turun sehubungan dengan kasus seseorang yang ada dalam perjalanan dan tidak mengetahui kiblat serta arah, karena itu ia boleh berijtihad untuk memilih arah dan selanjutnya ia melakukan shalat. Ke mana saja ia menghadap dalam shalatnya maka shahlah shalatnya. Ia tidak harus mengulangi kembali disaat ia mengetahui arah yang sebenarnya andai kata salah. Dengan demikian maka ayat di atas tidaklah bersifat umum tetapi bersifat khusus bagi seseorang yang tidak mengetahui kiblat dan arah.
Contoh lain yang berhubungan dengan pentingnya pemahaman Asbabun Nuzul dalam memahami ayat adalah firman Allah SWT, yang artinya:
"Sesungguhnya khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". (QS. Al-Mâidah: 90).
Diantara beberapa orang sahabat Rasul bertanya: “Bagaimanakah halnya dengan orang-orang yang berperang di jalan Allah dan telah meninggal sedang mereka biasa meminum khamar padahal khamar tersebut adalah keji?”. Sehubungan dengan itu maka turunlah ayat yang menjelaskan bahwa peminum khamar sebelum diharamkan, Allah memaafkannya. Ia tidak berdosa dan tidak bersalah karena Allah tidak akan memberikan hukuman atas perbuatan seorang hamba sebelum Islam atau sebelum turunnya pengharaman. Karena itu maka ayat tersebut berdasarkan susunannya dapat dipahami secara tegas terhadap haramnya minuman khamar.
Terkadang ada satu kasus (kejadian). Dari kasus tersebut turun satu atau beberapa ayat yang berhubungan dengan kasus tersebut, itulah yang disebut dengan Asbabun Nuzul. Dari segi lain, kadang-kadang ada suatu pertanyaan yang dilontarkan kepada Nabi SAW, dengan maksud minta ketegasan tentang hukum syara’ atau mohon penjelasan secara terperinci tentang urusan agama, oleh karena itu turun beberapa ayat, yang demikian juga disebut Asbabun Nuzul.
Contoh peristiwa yaitu hadits yang diriwayatkan Bukhari dari Khabbab ibnul Arat r.a. ia berkata: “Saya adalah tukang besi, Saya menghutangkan kepada Ash ibnu Wail. Suatu ketika saya datang kepadanya untuk menagih piutangku”. Ia menjawab: “Saya tidak akan membayar hutangku kepadamu sebelum engkau mengkufurkan Muhammad dan beralih menyembah Lata dan Uzza“. Saya menjawab: “Aku tidak akan mengkufurkannya sehingga engkau dimatikan Allah dan dibangkitkan kembali”. Jawab Ash Ibnu Wail: “Kalau begitu kelak aku akan mati dan dibangkitkan kembali?”. “Tunggu dulu, hari ini juga akan kudatangkan harta dan anak untuk membayar hutang kepadamu”. Karena kasus ini Allah menurunkan ayat, yang artinya:
"Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat kami dan dia mengatakan pasti aku akan diberi harta dan anak. Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah?. Sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan dan benar-benar Kami akan memperpanjang adzab untuknya dan kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri". (QS. Maryam: 77-80).



D.   Faedah atau Manfa’at Asbabun Nuzul
1.      Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyari’atkan            agama-Nya melalui Al-qur’an.
2.      Membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya.
3.      Dapat menolak dugaan adanya Hasr ( pembatasan ).
4.      Dapat mengkhususkan (Takhsis) hokum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan keumuman lafal.
5.      Diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hokum yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang mengkhususkannya ).
6.      Diketahui ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan bagi orang yang tidak bersalah.
7.      Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.




A.    Kesimpulan
Seteleh mempelajari dan melihat pembahasan yang telah dijabarkan panjang lebar diatas, dapat kami simpulkan bahwasannya:
1. Asbabun nuzul didefinisikan
“ sebagai suatu hal yang karenanya al-qur’an diturunkan untuk menerangkan status hukumnya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan”, serta memiliki faedah didalamnya.
2. Cara turunnya asbabun nuzul itu:
·         Ayat-ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan kepada nabi.
·         Ayat-ayat turun sebagai permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atau pertanyaan.
·         Ayat-ayat yang mempunyai sebab turun itu terbagi menjadi dua kelmpok;
Ø  Ayat-ayat yang sebab turunnya harus diketahui ( hukum ) karena asbabun nuzulnya harus diketahui agar penetapan hukumnya tidak menjadi keliru.
Ø  Ayat-ayat yang sebab turunnya tidak harus diketahui, ( ayat yang menyangkut kisah dalam Al-qur’an).

2 komentar:

  1. terimakasih sharenya, sangat bermanfaat. menginspirasi saya untuk ikut menghidupkan al Qur’an di dunia maya. gaya berbagi saya sedikit berbeda, saya berbagi hadits yang memiliki korelasi dg Qur’an. ini contohnya http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/2014/06/asbabunnuzul-qs-nisaa4126.html
    yang ini daftar tulisan yang telah dibuat http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/p/daftar-isi.html

    BalasHapus

penulis sangat mengharapkan saran, kritik, dan pesan pembaca. so jangan lupa tinggalkan komentarnya yea,,,
atau bsa tulis lngsung di guestbook,,, thanks your visited