Pengembangan Kurikulum

PENDAHULUAN
Teori dan pengembangan kurikulum ini merupakan satu kesatuan yang yang sangat terkait
dan menikat. Teori kurikulum ini sendiri timbul dan lahir dari perkataan seorang ahli atau pakar dalam bidang kurikulum itu sendiri,
yaitu George A. Beauchamp, dia mengatakan atau menyatakan kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori, yaitu teori kurikulum. Beauchamp mendefinisikan teori kurikulum sebagai ...

a set of related statements that give meaning to a schools, curriculum by pointing it the relationships among its elements and by directing its development, its use, and its evaluation[1], (satu set pernyataan terkait yang memberikan arti kepada sekolah, kurikulum dengan mengarahkannya hubungan antara unsur-unsur  sendiri memiliki bagian-bagian tersendiri.
Selanjutnya pengembangan teori kurikulum  ini dibawakan oleh Hollis Caswell, dia adalah ketua divisi pengembangan kurikulum dibeberapa  negara bagian Amerika Serikat. Pengembangan teori kurikulum itu sendiri memiliki hakekat yaitu proses penyusunan dari sebuah rencana dari komponen-komponen kurikulum (tujuan, isi / materi, metode, dan evaluasi) sesuai dengan landasan dan prinsip dalam pengembangan kurikulum itu sendiri. Pada awalnya pengembangan teori kurikulum ini didasari pada landasan-landasan teori kurikulum dan kebutuhan akan kurikulum itu sendiri. Dan pengembangan kurikulum ini memiliki prinsip-prinsip pengembangan dan pendekatan pengembangan tersendiri.


A.      Pengertian teori kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan  sebagai pedoman penyelenggaraan  kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).[2]
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi. (Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa).[3]
Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. (Badan Standardisasi Nasional SIN 19-7057-2004 tentang Kurikulum Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan).
Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis besar pengertian kurikulum yaitu:
Teori kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


B.       Sub-Sub Teori Kurikulum
Sub-sub teori kurikulum ini sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni:
1.      Desain kurikulum
Desain kurikulum ini sendiri mencakup pengorganisasian, tujuan, isi, serta proses belajar akan teori kurikulum itu sendiri. Dan mencantumkan atau mencakup 2 dimensi yang sangat penting yaitu:
a.       Subtansi.
b.      Model pengorganisasian (bagaimana penggunaan kurikulum dan bagaimana kurikulum di evaluasi).
2.      Rekayasa kurikulum
Proses memfungsikan kurikulum di sekolah / upaya agar kurikulum berfungsi dalam:
a.       Bidang pelaksanaan proses rekayasa
b.      Keterlibatan personal dalam proses pelakssanaan kurikulum
c.       Tugas dan prosedur perencanaan kurikulum
d.      Tugas dan prosedur pelaksanaan
e.       Tugas dan prosedur evaluasi


C.      Pengertian Pengembangan teori kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang continue, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
Sedangkan perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan Charless dan McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil karya Frankin Babbit tahun 1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli kurikulum Yang pertama, ia perintis pengembangan praktek kurikulum. Menurut Bobbit teori kurikulum itu sederhana,yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama terbentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada  anak (child centered). Teori kurikulum berubah dari yang menekankan pada organisasi isi yang diarahkan pada kehidupan sebagai orang dewasa (Bobbit dan Charles) kepaada kehidupan psikologis anak pada saat inii. Anak menjadi pusat perhatian pendidikan.
 Pengembangan teori kurilkulum ini pertama dibawakan oleh Hollis Caswell, dia adalah ketua divisi pengembangan teori kurikulum dibeberapa negara di amerika serikat. Dia mengembangkan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan maka dari itu hollis caswell mengembangkan teori kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam pengembangan teori kurikulumnya dia mengembangkan pada partisipasi guru, berpartisipasi dalm menentukan pengembangan teori kurikulum, menentukan struktur organisasi dari penyusunan teori kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum, merumuskan tujuan kurikulum, memilih isi, menentukan kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan sebagainya[4].


D.      Prinsip-Prinsip Pengembangan Teori Kurikulum
Pada dasarnya prinsip-prinsip pengembangan teori kurikulum ini sangat banyak definisi dan penafsiran.  Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjeang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar lulusan dan standar isi serta panduan penyususnan kurikulum yang dibuat oleh BNSP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan perinsip-prinsip berikut :
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan potensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan tuntutan lingkungan.
2.  Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhaikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjeng serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
3.  Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa lmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, danoleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikutidan memanfaatkan secara teapt perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.      Releven dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stkeholdersi) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Olehkarena itu keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik , dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajia keilmuan dan mata pelajaranyang direncanakan dan disajikan secara berkesinambugan antar semua jenjang pendidikan.
6.      Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudyaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7.      Simbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan naasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bineka Tunggal Ika dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih lanjut ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum,diantaranya:
·         Prinsip relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan  kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
·         Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
·         Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
·         Prinsip kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun secara berkesinambungan.
·         Prinsip Fleksibilitas, disamping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan.
·         Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.


KESIMPULAN
Setelah kita mempelajari arti / definisi atau bagian-bagian teori dan pengembangan kurikulum dari makalah ini kita dapat mengambil kesimpulan diantaranya:
Ø Teori kurikulum ialah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ø Sub-sub teori kurikulum terbagi menjadi 2 bagian penting yaitu:
1.      desain kurikulum, yang mencakup 2 dimensi yang sangat penting yakni: Subtansi dan Model Pengorganisasian
2.      rekayasa kurikulum, yakni cara memfungsikan dalam:
a.       Bidang pelaksanaan proses rekayasa
b.      Keterlibatan personal dalam proses pelakssanaan kurikulum
c.       Tugas dan prosedur perencanaan kurikulum
d.      Tugas dan prosedur pelaksanaan
e.       Tugas dan prosedur evaluasi
Ø Pengembangan teori kurikulum ialah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik.
Ø Prinsip-prinsip teori kurikulum terbagi menjadi beberapa bagian, yakni:
a.    Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b.    Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhaikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjeng serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
c.    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d.   Releven dengan kebutuhan kehidupan.
e.    Menyeluruh dan berkesinambungan.
f.     Belajar sepanjang hayat.
g.    Simbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
1.      Prinsip relevansi
2.      Prinsip efektifitas
3.      Prinsip efesien
4.      Prinsip kontinuinitas
5.      Prinsip fleksibilitas
6.      Prinsip integritas



[1] Beauchamp, Curriculum Theory, 58-59
[2] www.ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smk/01.ppt
[3] www.kopertis4.or.id
[4] Ronald Doll Caswell, curiculum improvement, decision making and process (Boston Allyn Bacon Inc 1974), 46.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

penulis sangat mengharapkan saran, kritik, dan pesan pembaca. so jangan lupa tinggalkan komentarnya yea,,,
atau bsa tulis lngsung di guestbook,,, thanks your visited